Ujian Nasional masih dianggap sebagai momok bagi sebagian besar siswa. Ujian nasional masih dikeramatkan sehingga membuat siswa takut menghadapinya. Padahal tujuan ujian nasional sebenarnya adalah untuk mengukur keberhasilan belajar siswa, jadi mengapa harus ditakuti. Ketakutan tersebut juga semakin parah dengan adanya paksaan dari sekolah untuk wajib mengikuti program bimbingan belajar demi kesuksesan ujian nasional. Hal tersebut tentu membuat siswa merasa terbebani.
Guru sebagai motivator dan komunikator bagi siswa seharusnya mampu memaksimalkan peranannya agar siswa tidak stres di saat-saat genting menjelang ujian. Perubahan paradigma dari study hard menjadi study smart. Pembelajaran bukanlah sebuah paksaan. Guru perlu menghilangkan stigma "anak nakal" bagi siswa yang sulit dikondisikan. Siswa perlu diberi kebabasan berekspresi dan guru perlu mencari tahu mengapa si anak nakal melakukan hal itu. Kerena semua anak adalah unik.
Untuk dapat sukses menempuh ujian nasional, siswa perlu persiapan yang matang baik secara lahir maupun batin. Secara lahir siswa harus menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang sehat, mengikuti program sekolah, manajemen waktu, belajar yang efektif, dan bermain atau bergaul yang positif. Persiapan batin yang perlu dilakukan antara lain berdoa dan beribadah, meminta maaf dan doa restu kepada orangtua dan guru, serta stabilkan emosi dengan positif thinking.
Saat ujian berlangsung pastikan bahwa siswa dalam keadaan sehat, cukup tidur, dan sudah sarapan. Selain itu siswa harus percaya diri karena ia telah belajar sebelumnya dan ilmu sudah berada di otak. Sehingga siswa akan mengerjakan ujian dengan tenang dan penuh kejujuran.
Setelah ujian selesai, manfaatkan waktu luang dengan menambah pengetahuan dan mencari informasi sekolah yang diinginkan.
Semoga sukses menjadi lulusan terbaik dan diterima di sekolah favorit!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar