Puisi

Jumat, 14 September 2018

Monolog

Kamu marah?
Pada siapa?

Kamu marah?
Marah pada apa?

Jika aku yang membuatmu marah,
Katakan...

Polahku membuatmu gerah,
Katakan...

Usah semua kau jadikan sasaran

Aku tidak marah,
Aku hanya ingin kau mengerti,
Banyak hal kulakukan demi kamu
Apa kau tahu?

Aku hanya ingin kau hargai,
Pengorbananku, lelahku, perjuanganku
Kau kuperlakukan layaknya seorang ratu
Keinginanmu seperti titah bagiku

Kujaga senyummu, kupastikan bahagiamu
tak kan kubiarkan mendung menggantung di wajahmu,

Biar payah ragaku tersapu debu
Biar terjaga setiap malamku
aku rela
Semua untukmu

Tidak kah kau mengerti...?

Aku tahu,
Dan aku mengerti semua jerih lelah itu
Betapa menguras raga dan jiwamu

Tapi apa dayaku...
Aku tak mampu untuk selalu tersenyum
Aku pun tak bisa untuk tidak bersedih

Bagaimana aku bisa menari bahagia di atas perihmu...
bagaimana aku bisa bernyanyi merdu di atas sakitmu...

Tarian itu tanpa energi
Nyanyian itu tanpa nada pasti
Sebab aku mengingatmu,
Kesedihanmu,
Kehampaanmu,
Dan...
Kemarahanmu...

Kau yang membuatku tak berdaya
Rasaku padamu yang melemahkanku seketika
Aku benci hatiku ini
Ingin kuganti
Dengan hati yang tak lagi peduli
Tak lagi ada hati

Larilah sejauh yang kau bisa
Usah menoleh lagi padaku
Aku pun ingin melihatmu bahagia

Bahagia?
Tanpamu?
Apa aku bisa?

Kau harus bisa

Aku luka...

Aku tak peduli

Kau menyakiti...

Aku tak berdaya

Aku tak mau pergi

Untuk apa kau di sini

Aku tak sanggup berlari

Aku ingin kau bahagia

Biar aku tetap di sini

Untuk apa? Menambah luka hati? Kau akan semakin sakit nanti...

Aku tak tahu

Pergilah

Aku tak mau

Menjauhlah

Itu menyiksaku

Usah peduli padaku

Sangat sakit untuk itu

Lalu...apa yang kau mau?

Aku bimbang

Bimbang?

Ya

Kapan usai?

Satu bait lagi

Tidak, akhiri sekarang

Aku tak punya titik

Tolonglah

Sungguh..

Sungguhkah kau dan hatimu?

Kau punya jawaban atas pertanyaanmu

Aku tak tahu...

Kau tahu

......