Puisi

Selasa, 26 Januari 2021

Cinta dalam Diam

Aku tergelitik untuk membahas tentang cinta dalam diam. Cinta yang tak terungkapkan, cinta yang hanya di pendam dalam hati. Sebagian orang memilih cara ini dalam mencinta. Sebagian lagi menganggap bahwa dengan cara inilah sebuah cinta akan tetap menjadi cinta yang suci dan agung.


Aku bukan tim yang menolak, namun juga bukan tim yang setuju. Dalam hal ini, seseorang haruslah bisa konsisten dalam caranya. Aneh saja ketika seseorang memilih berprinsip mencintai dalam diam, namun dia terus menerus memberikan kode lewat status whatsapp, lewat instagram, lewat facebook, atupun cuitan di tweeter.


Saudari dan Saudaraku, yang masih menjadi para pejuang cinta, ingatlah bahwa jodoh itu pasti. Apabila dua orang memang berjodoh, maka Tuhan akan menggerakkan hati keduanya, memudahkan jalannya, dan memperoleh kemantapan hati untuk melangkah ke jenjang pernikahan.


Meskipun pernikahan bukanlah satu-satunya validitas jodoh, setidaknya setelah dua hati berjanji di depan wali, saksi, dan Ilahi maka doa yang terpanjat adalah agar bisa sakinah, mawadah, dan rahmah. Ditambah pula dengan doa dari segenap karib kerabat agar bisa langgeng pernikahannya, sehidup sesurga. Ini adalah awal dari menautkan hati hanya dengan satu orang, yang mungkin disebut jodoh itu tadi.


Kemudian, apakah pasti saling mencintai apabila berjodoh? Menurut saya belum tentu. Lebih tepatnya, belum tentu seketika itu juga tumbuh cinta. Berbahagialah bagi pasangan yang memulai sekoci rumah tangganya atas dasar saling mencintai, namun tak sedikit pula yang baru mulai belajar mencintai pasangannya setelah menjadi halal. Apakah berhasil? Ya, karena cinta yang dibangun atas dasar cinta kepada sang pencipta, pemilik cinta yang sempurna.


Rumah tangga bila dibina dengan benar di atas kecintaan kepada Ilahi, akan menjadi magnet penarik cinta. Terdengar klise, namun itu akan mudah dengan mengharap pertolongan-Nya.