Perkataan lebih tajam daripada pedang, ya...itulah istilah yang cocok untuk menggambarkan betapa ampuhnya perkataan seseorang sehingga dengan begitu mudahnya menyakiti hati orang lain. Hal tersebut bisa dilakukan dengan kesadaran ataupun ketidaksadaran.
Apabila perkataan kita sampai menyakiti hati orang lain, terlebih karena disengaja, maka kita bisa disebut sebagai orang yang keji. Dan, bila itu dilakukan tanpa sengaja, maka kita bisa disebut sebagai orang yang tidak pandai mengolah rasa, tidak bisa memahami kondisi orang lain, ataupun orang yang tidak tahu pantas tidaknya sebuah perkataan disampaikan.
Dalam kehidupan sosial, tentu kita banyak bersinggungan dengan orang lain. Ketika kita harus berkomunikasi dengan rekan, patner, teman, ataupun yang lainnya, maka "bahasa" kita adalah alat penyampai nomor satu. Perkataan kita kepada orang lain, sudah sepantasnya patut untuk dijaga, berhati-hati dalam berbicara. Jika kita tidak memahami aturan ini, maka bisa jadi, niat kita yang sebenarnya baik justru disalahartikan karena cara penyampaian kita yang tidak baik. Untuk itu, niat dan tujuan yang baik harus disertai pula dengan cara penyampaian yang baik.
Sudah banyak terjadi kesalahpahaman hanya karena cara penyampaian yang kurang baik. Pada akhirnya menimbulkan permusuhan, perlawanan, dan kebencian. Bahkan bagi para darah muda, hal itu bisa menjadi perkelahian.
Kita harus mengingat bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulut kita akan menjadi hal yang mesti dipertanggungjawabkan.
Berhentilah menyakiti hati orang lain dengan cara menimbang-menimbang terlebih dahulu segala sesuatu yang akan kita ucapkan.
Terlalu banyak air mata yang mengalir, lantas menyisakan dendam karena "Perkataan yang Lebih Tajam daripada Pedang"
(Terinspirasi dari kejadian yang dialami oleh seorang teman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar