Puisi

Kamis, 30 Januari 2014

Selamanya Cinta

Aku melihatnya melintas di depan mataku. Jilbab pink lembut dan baju bunga-bunga, ia sungguh menawan hati. Dengan lincah ia kendarai motor matic putihnya, menandakan bahwa ia sosok wanita yang mandiri. Helm biru muda yang selalu ia kenakan, juga menandakan bahwa ia wanita yang patuh pada aturan dan setia. Wajah itu begitu lembut. Ia tetap terlihat cantik meskipun tanpa seulas senyum.

 

Lama sudah aku tak melihatnya. Hanya sesekali ketika aku online, membuka facebook, untuk sekadar melihat-lihat foto profilnya. Namun hari ini aku benar-benar melihatnya. Aku bahagia, tetapi masalahnya hati ini menjadi berdebar tak karuan. Detak jantung ini berdegub lebih cepat dari biasanya. Desiran darah ini pun terasa mengalir lebih hangat. Mengapa selalu ada rasa yang seperti ini bila aku berjumpa dengannya? Mengapa pula aku selalu menjadi seorang pecundang sejati bila di hadapannya? Ya, pecundang sejati....sebab untuk sebuah kata maaf pun tak pernah terucap dari bibirku atas kesalahan yang kuperbuat kepadanya.

Tidak ada komentar: