Puisi

Selasa, 26 Januari 2021

Cinta dalam Diam

Aku tergelitik untuk membahas tentang cinta dalam diam. Cinta yang tak terungkapkan, cinta yang hanya di pendam dalam hati. Sebagian orang memilih cara ini dalam mencinta. Sebagian lagi menganggap bahwa dengan cara inilah sebuah cinta akan tetap menjadi cinta yang suci dan agung.


Aku bukan tim yang menolak, namun juga bukan tim yang setuju. Dalam hal ini, seseorang haruslah bisa konsisten dalam caranya. Aneh saja ketika seseorang memilih berprinsip mencintai dalam diam, namun dia terus menerus memberikan kode lewat status whatsapp, lewat instagram, lewat facebook, atupun cuitan di tweeter.


Saudari dan Saudaraku, yang masih menjadi para pejuang cinta, ingatlah bahwa jodoh itu pasti. Apabila dua orang memang berjodoh, maka Tuhan akan menggerakkan hati keduanya, memudahkan jalannya, dan memperoleh kemantapan hati untuk melangkah ke jenjang pernikahan.


Meskipun pernikahan bukanlah satu-satunya validitas jodoh, setidaknya setelah dua hati berjanji di depan wali, saksi, dan Ilahi maka doa yang terpanjat adalah agar bisa sakinah, mawadah, dan rahmah. Ditambah pula dengan doa dari segenap karib kerabat agar bisa langgeng pernikahannya, sehidup sesurga. Ini adalah awal dari menautkan hati hanya dengan satu orang, yang mungkin disebut jodoh itu tadi.


Kemudian, apakah pasti saling mencintai apabila berjodoh? Menurut saya belum tentu. Lebih tepatnya, belum tentu seketika itu juga tumbuh cinta. Berbahagialah bagi pasangan yang memulai sekoci rumah tangganya atas dasar saling mencintai, namun tak sedikit pula yang baru mulai belajar mencintai pasangannya setelah menjadi halal. Apakah berhasil? Ya, karena cinta yang dibangun atas dasar cinta kepada sang pencipta, pemilik cinta yang sempurna.


Rumah tangga bila dibina dengan benar di atas kecintaan kepada Ilahi, akan menjadi magnet penarik cinta. Terdengar klise, namun itu akan mudah dengan mengharap pertolongan-Nya.






Rabu, 16 Oktober 2019

Sudut Pandang dalam Cerpen dan Contohnya


Pengertian Sudut Pandang dalam Cerpen dan Contohnya
Pengertian Sudut Pandang dalam Cerpen dan Contohnya - Cerpen dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang disebut unsur instrinsik dan ekstrinsik, diantaranya adalah tema, alur, setting, tokoh, gaya bahasa, penokohan, moral value, nilai-nilai, dan latar belakang penulis.

Pada tulisan kali ini, penulis akan membahas salah satu unsur instrinsik di dalam sebuah cerpen yaitu sudut pandang pengarang atau point of view.

Sudut pandang atau point of view sendiri merupakan tekhnik seorang penulis dalam menyampaikan ceritanya baik tokoh-tokoh, tindakan, dan latar sehingga membentuk sebuah rangkaian cerita. Dengan kata lain, sudut pandang adalah cara penulis untuk menempatkan dirinya dalam cerita tersebut.

Macam-macam sudut pandang

Dalam menyampaikan ceritanya, pengarang biasanya menngunakan beberapa macam teknik penyampain cerita di bawah ini.

1. Sudut pandang orang pertama

Sudut pandang orang pertama adalah cara pengarang untuk menyampaikan ceritanya seakan-akan dia ikut terlibat di dalam cerita tersebut. Ada dua macam sudut pandang orang pertama, diantaranya adalah.

A. Sudut pandang orang pertama tunggal

Pada teknik penyampaian cerita jenis ini, pengarang menggunakan kata ganti orang pertama tunggal seperti “Aku” dan “Saya”.
Di dalam cerita ini pengarang menjadi tokoh “aku” utama yang terlibat di dalam cerita atau juga bisa menjadi tokoh “aku” tambahan yaitu tokoh yang menceritakan orang lain dalam sudut pandang dirinya dan ikut terlibat di dalam cerita itu.

Contoh penggalan cerpen menggunakan sudut pandang orang pertama:

Hari ini aku lelah sekali. Aku tak ingin pergi bermain bersama Andi dan Joni. Padahal aku telah berjanji untuk pergi bersama mereka. Namun, aku takut keputusan ku ini akan mengecewakan mereka. Ketika aku termenung, tiba-tiba HPku berbunyi dan kulihat SMS masuk dari Andi.

Hey, jadikan hari ini kita pergi?

Aku pun menjadi tambah galau, di satu sisi aku sangat lelah sekali di sisi lain aku tidak ingin mengecewakan mereka…….

B. Sudut orang pertama jamak

Point of view berikut ini digunakan pengarang untuk menyampaikan ceritanya dengan cara menggunakan kata ganti orang pertama jamak seperti “Kami”, “Kita”. Dalam cerita ini pengarang menjadi tokoh utama mewakili kelompok atau group tertentu.

Contoh penggalan cerpen menggunakan sudut pandang orang pertama jamak:

Di pertandingan final kali ini, team kami harus menghadapi. Team Storm dari sekolah lain. Mereka adalah juara liga tahun lalu, sedangkan team kami hanyalah underdog. Bahkan taka da yang mengira team kami akan mauk final. Namun, kami tak mau putus asa. Hal tersebut malah membuat kami termotivasi untuk memenangkan pertandingan ini…… 

Advertisement
2. Sudut pandang orang ketiga

Sudut pandang orang ketiga adalah cara yang dilakukan oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya dengan memposisikan dirinya di luar bagian atau tidak terlibat di dalam cerita. Penulis banyak menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal seperti “Dia”, nama orang, dan “dirinya”. 

A. Sudut pandang orang ketiga tunggal 

Sudut pandang ini menempatkan pengarang sebagi orang yang berada di luar cerita, Dirinya hanyalah narrator atau pencerita. Ada beberapa macam sudut pandang orang ketiga tunggal yaitu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, sudut pandang orang ketiga tunggal terbatas dan objektif. 

Pada sudut pandang orang ketiga maha tahu, penulis mengetahui segala sesuatu tentang tokoh-tokohnya bahkan hingga ke dalam pikirannya. Sedangkan sudut pandang orang ketiga terbatas, penulis hanya mengetahui segala sesuatu tentang tokoh utamanya saja. 

Contoh penggalan cerpen sudut pandang orang ketiga tunggal:

“Aku harus berjuang untuk mendapatkannya!” pikir Budi ketika melihat Anggun yang sedang berjalan di depannya. Anggun adalah salah satu gadis yang sangat cantik di sekolah itu. “Hey Anggun, bagaimana kabarmu hari ini,” sapa Budi. Anggun yang tidak suka dengan Budi tidak menjawab sapaannya, dia terus melangkahkan kakinya. Budi pun terdiam dan berpikir, ”Kenapa dia? tunggu saja suatu saat kau akan menyesali perbuatanmu itu!” Dia pun menampakan senyum licik di wajahnya…….

B. Sudut pandang orang ketiga jamak

Pengarang menyampaikan ceritanya dengan berdasarkan persepsi atau sudut pandang kolektif. Pengarang banyak menggunakan kata ganti orang ketiga jamak seperti “mereka”

Contoh penggalan cerpen sudut pandang orang ketiga jamak:

Pada suatu hari mereka bertiga pergi ke Benteng Van Der Hok. Mereka tidak menyadari bahwa benteng tersebut terlarang untuk dimasuki manusia. Konon kabarnya benteng tersebut dihantui oleh sosok yang menyeramkan…….

3. Sudut pandang campuran

Sudut pandang ini adalah gabungan dari sudut pandang orang pertama dan ketiga “dia” dan “aku”. Pengarang menempatkan dirinya di dalam cerita kadang kala sebagai orang yang terlibat di dalam cerita (bukan tokoh utama) dan orang di luar cerita yang serba tahu.

Contoh cerpen sudut pandang campuran:

Kami adalah sebuah keluarg yang cukup sederhan, tetapi kami mempunyai perasaan memiliki satu sama lain yang menguatkan kami kapanpun. Namaku adalah Ani, aku adalah sebagian kecil dari keluarga tersebut. Meskipun aku bisa menerima kehidupan pahit ini, kadang kala aku iri dengan kehidupan mereka. Khusunya keluarga Toni, mereka hidup dengan limpahan kemewahan. Bahkan Toni tak perlu lagi bekerja karena dia sudah tercukupi dengan harta ayahnya. Dia kadang-kadang berfikit, “Untuk apa kau sekolah, toh aku sudah kaya”

Tetapi aku berbeda, aku tidak seperti Toni yang selalu mengandalkan ayahnya. Kami diajari untuk hidup mandiri, Tidak seperti dirinya yang tidak mau berusaha sedikit pun. 
DUT PANDANG

Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita.

a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.

b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.

c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.

d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.

·        Sudut Pandang Pengarang Cerpen / Novel
1. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Utama

Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ”aku”menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian,si ”aku” menjadi tokoh utama (first person central).
Contoh:
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana jiwaku yang tadinya penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi sedikit teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas mandi karena pagi ini aku harus meluncur ke Kedubes Australia untuk mengumpulkan berita yang harus segera aku laporkan hari ini juga.


2. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Sampingan

Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ”aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ”aku”tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah.
Dengan demikian si ”aku” hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ”aku” pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Deru beribu-ribu kendaraan yang berlalu-lalang serta amat membisingkan telinga menjadi santapan sehari-hariku setelah tiga bulan aku tinggal di kota metropolitan ini. Memang tak mudah untuk menata hati dan diriku menghadapi suasana kota besar, semacam Jakarta, bagi pendatang seperti aku. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke kota ini. Tapi, kali ini aku tak kuasa untuk menghindar dari tugas ini, yang konon katanya aku sangat dibutuhkan untuk ikut memajukan perusahaan tempatku bekerja.
Ternyata, bukan aku saja yang mengalami mutasi kali ini. Praba, teman satu asramaku , juga mengalami hal yang sama. Kami menjadi sangat akrab karena merasa satu nasib, harus beradaptasi dengan suasana Kota Jakarta.
“Aku bisa stress kalau setiap hari harus terjebak macet seperti ini. Apakah tidak upaya dari Pemkot DKI mengatasi masalah ini! Rasanya, mendingan posisiku seperti dulu asal tidak di kota ini!” umpatnya.


3. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba tahu

Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut ”dia”, namun pengarang, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ”dia”yang satu ke ”dia” yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.
Contoh:
Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di komplek perumahan ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah yang penting dia keluar rumah.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” celetuk salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.


4. Sudut Pandang Orang Ketiga Sebagai Pengamat

Dalam sudut pandang ”dia” terbatas, seperti halnya dalam”dia”mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja atau terbatas dalam jumlah yang sangat terbatas. Tokoh cerita mungkin saja cukup banyak, yang juga berupa tokoh ”dia”, namun mereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya tokoh pertama.
Contoh:
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia langsung marah. Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak seperti satu minggu tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk menegurnya, takut menambah amarahnya


Pengertian Sudut Pandang dan Contoh Singkat

Pengertian Sudut Pandang – Sudut pandang merupakan salah satu unsur instrinsik dalam sebuah karya sastra, baik itu novel, cerpen, cerbung, biografi, biografi, dan lain – lain. Sehingga sudut pandang dapat diartikan sebagai cara pengarang menempatkan diri dalam suatu karangan. Hal ini juga memengaruhi penempatan tokoh, alur, serta latar dari karangan tersebut.

Macam – Macam Sudut Pandang beserta Contohnya

1. Sudut Pandang Orang Pertama: Sudut pandang orang pertama ialah pengarang seolah – olah menjadi tokoh dan terlibat dalam cerita. Dalam penggunaannya, jenis sudut pandang ini dibedakan menjadi dua yaitu;
a. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Utama: Biasanya penggunaan sudut pandang orang pertama ini dicirikan dengan penggunaan kata ‘Aku’ atau ‘Saya’. Penempatan pengarang tentu sebagai tokoh yang memakai subjek ‘Aku’ atau ‘Saya’ tersebut. Contoh:
Setiap hari aku bersepeda ke sekolah. Jarak rumahku dengan sekolah tidak terlalu jauh sekitar 1 km. Ibuku pernah mengatakan, bersepeda juga bisa disebut dengan olahraga. Setelah tahu manfaatnya, aku selalu bersepeda jika berangkat ke sekolah. Sekarang teman – temanku juga ikut bersepeda. Sejak hari itu, aku jadi lebih bersemangat untuk ke sekolah.
b. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Sampingan: Biasanya penggunaan sudut pandang orang pertama ini dicirikan dengan penggunaan kata ‘Kami’ atau ‘Kita’. Pengarang menempatkan diri sebagai tokoh ‘Aku’ yang termasuk dalam cerita tersebut, sehingga seolah – olah pengarang adalah bagian dari tokoh yang berada di dalamnya. Contoh:
Di belakang rumahku terdapat tanah kosong berukuran 6 x 6 m. Awalnya di sana akan dibuat kolam ikan gurame. Namun, rencana itu berubah setelah kami sepakat untuk menjadikan tanah kosong tersebut kebun semangka. Satu bulan yang lalu, kami bersama – sama menyiapkan lahan pertanaman. Setelah lahan siap, benih semangka disebar di guludan yang dibuat menjadi 6 baris. Setiap barisan diisi dengan 10 lubang tanam. Kami semua terjun langsung untuk menanam semangka. Saat ini, kami bertugas secara bergantian untuk merawatnya seperti menyiram dan memupuk. Seperti kata pepatah, siapa yang menuai benih maka dialah yang akan memanennya. Aku pun tak sabar untuk memanen semangka di kebun kami.
2. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Sudut pandang orang ketiga ialah pengarang menempatkan diri di luar konteks cerita, sehingga seolah – olah pengarang tidak ada di dalam cerita tersebut. Namun, dalam karangan tersebut biasanya pengarang menggunakan kata ‘Dia’ atau ‘Ia’ sebagai penokohan. Hal ini juga ditandai dengan kalimat – kalimat yang menjelaskan karakterisktik tokoh atau pun latar secara detail sehingga sering disebut dengan ‘serba tahu’.
Contoh:
Sudah menjadi rahasia umum jika dia bertingkah seperti itu. Semua tetangganya pun seolah tak peduli lagi dengan kelakuannya. Dia adalah Fardan, anak kepala desa. Sekolahnya saja tak lulus. Semua usaha yang ia lakukan bak api melumat kertas. Habis tak bersisa. Orang tuanya sudah berkali – kali menyokong kehidupannya. Namun dia sama sekali tak tahu balas budi. Sekarang lihat, dia hanya melamun sepanjang hari di kursi malas. Tak patut ditiru oleh generasi muda dimanapun berada.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga sebagai Pengamat
Pada sudut pandang ini, pengarang menempatkan diri sama hal dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu yaitu tidak masuk ke dalam penokohan. Perbedaannya adalah pengarang hanya bertindak sebagai pengamat, dan tidak tahu latar belakang tokoh dalam cerita. Dalam penggunaan sudut pandang orang ketiga ini menggunakan kata ‘Dia’ atau ‘Ia’.
Contoh:
Sudah sejak satu jam yang lalu aku duduk termangu di sini. Sengaja membunuh rasa sepi dengan menghabiskan waktu di tengah taman kota. Rasa penat dengan segala rutinitas harian sedikit terobati. Tiba – tiba pandanganku terfokus pada satu arah. Kulihat dia juga sendiri, berbaju vintage, rambutnya panjang sebahu. Namun sayang, raut wajahnya terlihat muram. Aku mengira mungkin dia baru saja putus cinta atau hatinya sedang gundah gulana. Beberapa detik yang lalu, pandanganku tak sengaja bertemu dengan tatapan matanya. Bulat, hitam, dan tajam. Segera ku alihkan pandanganku ke segala arah. Namun aku menjadi penasaran, untuk apa dia ke sini seorang diri?

Senin, 14 Oktober 2019

Soal PTS Gasal 2019/2020 SMK Kelas X Bahasa Indonesia Kurikulum 2013





PENILAIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran
:
BAHASA INDONESIA
Program Keahlian
:

Tingkat / Semester
:
X (SEPULUH) / GASAL
Hari/ Tanggal
:

Waktu
:


PETUNJUK UMUM
1.                       Tuliskan Identitas Anda pada Lembar Jawaban.
2.                       Periksa kelengkapan soal dengan teliti.
3.                       Dahulukan menjawab soal-soal yang dianggap mudah.
4.                       Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan.
5.                       Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada Pengawas.
 


A.     PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang dianggap paling benar!

1. Teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil pengamatan atau penelitian disebut…
A.       teks laporan hasil observasi
B.        teks eksposisi
C.        teks anekdot
D.       teks eksplanasi
E.        teks negosiasi
2.      Berikut yang merupakan struktur teks laporan hasil observasi adalah....
A.       abstraksi, orentasi, krisis, reaksi, dan koda
B.        pernyataan pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang pendapat
C.        definisi umum, deskripsi bagian dan deskripsi manfaat
D.       pernyataan definisi dan pernyataan umum
E.        tujuan, langkah-langkah, dan penutup
3.      Teks laporan hasil observasi memiliki ciri sebagai berikut…
A.       terdapat fakta yang bersifat objektif dan universal
B.        menyampaikan hal yang berupa pendapat dari  hasil observasi
C.        berisi gagasan yang bertujuan agar orang lain memahami pendapat yang disampaikan
D.       meyakinkan pembaca terhadap sebuah gagasan atau pendapat
E.        menegaskan pendapat dengan memberikan argumentasi dan alasan logis
4.      Di bawah ini kalimat yang bersinonim adalah….
A.       Asih kehilangan pemandangan yang indah saat hari gelap gulita.
B.        Kanan kiri kursi itu terdapat pohon berduri.
C.        Saat membaca Al-Quran harus diperhatikan panjang pendeknya.
D.       Sewaktu kecil rambut Yuni pendek namun sekarang rambutnya panjang.   
E.        Kakek itu sakit karena naik turun tangga terus menerus di rumahnya.
5.      Kelompok kata yang merupakan kategori nomina adalah....
A.     wayang, seni, warisan, budaya, pertunjukan
B.     menetapkan, mengurusi, merupakan, menggunakan, mengembangkan
C.     asli, putih, luhur, dingin, tajam
D.     adalah, yang, juga, namun, jika
E.      bayangan, dunia, ternilai, membagi, terkenal
6.      Jenis teks yang berfungsi untuk mengemukakan pendapat atau gagasan mengenai suatu hal disebut....
A.       teks laporan hasil observasi
B.       teks eksplanasi
C.       teks eksposisi
D.       teks anekdot
E.        teks ceramah
7.      Bagian akhir dari teks eksposisi berupa penguatan yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi disebut bagian….
A.       pernyataan pendapat (tesis)
B.       argumentasi
C.       rekomendasi
D.       saran
E.        penegasan ulang
8.      Perhatikan kutipan di bawah ini!
“ Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 90 juta orang yang berada di kelompok consuming class.”
            Kalimat tersebut termasuk jenis kalimat....
A.       Fakta
B.        Argumentasi
C.        Aktif
D.       Pendapat
E.        Penegasan ulang
9.      Kata “memunguti” dibentuk dari....
A.       me- + mungut + i
B.       mem- + mungut + i
C.       me(N)- + pungut + i
D.       me- + munguti
E.        mem- + punguti
10.  Perhatikan kalimat berikut ini!
Kakak  menyanyikan  adik  lagu baru.
                               
Kedudukan fungsi yang tepat pada kalimat tersebut adalah ....
A.     S – P – O - Pel
B.     S – P – O - K
C.     S – P – Pel - K
D.     S – P – Pel - O
E.      S – P – K - Pel
B.     URAIAN
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1.         a. Jelaskan perbedaan antara kalimat fakta dan kalimat pendapat!
b. Buatlah contoh kalimat fakta dan kalimat pendapat masing-masing 3 kalimat!
2.         Sebutkan 2 ciri adjektiva dan berilah contoh adjektiva sebanyak 10 kata!
3.         Buatlah 3 contoh kalimat aktif ekatransitif beserta kedudukan fungsinya!
4.         Buatlah 3 contoh kalimat aktif dwitransitif beserta kedudukan fungsinya!
5.         Buatlah 3 contoh kalimat aktif intransitif beserta kedudukan fungsinya!